Semrawutnya Parkiran di Fakultas
Dakwah
Pagi hari, sekitar jam setengah delapan pagi
dimualailah awal untuk mengikuti pembelajaran pada jam pertama. Terlihat
beberapa mahasiswa sudah berada di kampus Fakultas Dakwah. Ada yang berjalan
kaki lewat belakang kampus, ada yang berjalan kaki lewat depan Kampus 3. Bahkan
ada juga yang menggunakan transportasi motor melewati jalan kampus 3. Semakin
siang, Fakultas Dakwah pun semakin ramai oleh para mahasiswa. Beberapa para
mahasiswa yang berangkat untuk mengikuti perkuliahan dengan menggunakan sepeda
motor pun terkadang seenaknya saja memakirkan motornya di depan taman Fakultas
Dakwah. Bahkan, ada pula yang entah sengaja maupun tidak, mereka memarkirkan
motor mereka di parkiran Dosen yang terletak di samping kanan kantor PKM Wadas.
Padahal di situ tertulis “Parkiran Khusus Dosen dan Karyawan”. Hal tersebut
mengakibatkan kesemrawutan tata parkiran yang terdapat di Fakultas Dakwah
sendiri. Anehnya, para mahasiswa seakan apatis dan hal tersebut sudah menjadi
kebiasaan dari hari ke hari, minggu ke minggu, hingga bulan ke bulan tanpa ada
seorang pun yang menegur kebiasaan ini.
Ali Yafi’e, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2010 membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Kurang
memadainya sarana dan prasarana menjadi penyebab dari semrawutnya Fakultas
Dakwah tersebut. “Disini lahan tempat parkirannya sangat kurang sekali. Selain
itu, tempat-tempat parkiran Fakultas Dakwah itu tidak ada yang jaga. Takutnya
ketika ada yang kehilangan helm, jaket atau apalah itu siapa yang bertanggung
jawab?” tuturnya. Ia juga menambahkan
bahwa Dekan juga harus bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola
kesemrawutan system parkiran yang ada di Fakultas Dakwah. “Dekan harus
bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola tempat parkiran. Karena kalau
yang mengatur mahasiswa kurang efektif karena kurang memadai” tuturnya. Lebih
lanjut, ia juga menyarankan agar memperluas sarana parkiran dengan system yang
lebih maju. “Syukur-syukur ada penjaganya biar tidak ada yang kehilangan-kehilangan
helm atau apapaun meskipun itu hal yang sepele” tuturnya.
Melirik di sekitar kampus dua, tepatnya di sebelah
dari Kampus Tiga dimana Di kampus tersebut terdapat dua Fakultas, yakni
Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin. Di kampus tersebut tata parkiran
sudah terlihat rapi. Hal tersebut dikarenakan sudah disediakan lahan parkiran
yang luas dan tertata rapi dan selalu dipantau setiap hari oleh satpam. Abdul
Ahwandi, Mahasiswa angkatan 2009 yang bekerja sebagai satpam di Kampus 2 pun mengamini
hal tersebut. “Sistem tersebut (parkiran di Kampus 2 IAIN Walisongo-red) memang
sudah dari dulu dan sudah turun temurun, jadi kita tinggal menerapkannya saja”
tuturnya. Ia menjelaskan system seperti ini tujuan untuk menciptakan lingkungan
yang rapi dan kondusif, khusunya dimulai dari lahan parker, menciptakan suasana
yang enak dipandang dan mudah dipantau serta diamankan. “Alhamdulillah selama
ini belum ada complain dari para mahasiswa, mereka pun mengerti tentang budaya
tertib” tambahnya. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa perlunya lahan untuk
CCTV (kamera pengawas) untuk mempermudah mengontrol adanya kemalingan yang
terjadi di kampusnya. “Selama ini kita sudah mengajukan saran tentang penerapan
kamera CCTV kepada dekan-dekan yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin.
Alhamdulillah direspon dengan baik dengan menempatkan lokasi-lokasi tertentu di
beberapa titik saja” tambahnya.
Melihat system parkiran yang terdapat di kampus dua
sudah sepatutnya kita mulai menerapkan system parker tersebut. Apalagi,
sebentar lagi kita sudah akan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) bukan lagi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Juga Fakultas Dakwah pun telah menjadi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan menambahkan satu bidang program studi,
yaitu program studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Sudah sepatutnya bahwa
parkiran yang terdapat di Fakultas Dakwah perlu ditata dan dirapikan kembali
agar terciptanya lingkungan yang rapi, enak dipandang, dan kondusif. (Ari Purwa)