Strategi Dakwah Melalui Media Elektronik
A. PENGERTIAN
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management
untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya.
Dengan
demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan
management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan
tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara tekhnik (taktik) harus dilakukan.[1]
2.
Dakwah
Secara
etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, dakwatan, yang
berarti memanggil, mengundang atau mengajak.
Secara
terminologi Dakwah adalah perintah atau seruan kepada sesama manusia untuk
kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar. (Aboebakar Atjeh, 1971:6)
Dakwah adalah menyeru manusia kepada
kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
(Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).[2]
3.
Media elektronik
Media adalah media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat.
Media elektronik adalah suatu proses penyampai pesan melalui
alat – alat elaktronik baik yang berbentuk audio (radio), audio fisiul (TV) dan
lain – lain.
B.
DAKWAH
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
Perkembangan tatanan kehidupan masyarakat yang semakin
komplek dan pertumbuhan semakin pesat sebagai dampak kemajuan ilmu dan
teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informatika menuntut adanya
perimbangan pembinaan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media
elektronik berupa siaran keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai
dengan tuntutan era globalisasi.
Keunggulan teknologi industri telah
mencapai efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu
menghasilkan alat-alat informasi, komunikasi dan transportasi sedemikian
murahnya dan dalam waktu yang singkat. Tak mengherankan kalau dunia entertaiment berkembang
dengan pesat, memberikan hiburan secara live atau recorded, cetak
atau elektronik. Oleh karena itu, tugas kita semakin berat, bukan saja siaran
itu dapat membimbing umat Islam dalam pengamalan agama, tetapi juga memberikan
motivasi kepada umat dan berupaya menggerakkannya agar meningkatkan
partisipasinya secara maksimal dalam mensukseskan program-program pembinaan
keagamaan.[3]
Oleh
sebab itu, para pelaku dan pemilik program siaran keagamaan harus terlebih
dahulu mengetahui strategi dan sasarannya, serta juga harus mengetahui
bagaimana melaksanakan program dengan sebaik-baiknya? Tentu saja harus mengetahui
pula dengan baik kelompok-kelompok yang menjadi sasarannya dan menguasai dengan
baik materi-materi siaran agama yang disampaikan. Kemudian, pengelola siaran
agama, baik dipusat maupun didaerah, seharusnya menguasai medan dengan baik,
sehingga dengan demikian mereka dapat menyusun program-program siaran agama
yang sesuai dengan kenyataan, problem dan sasaran yang tepat.
Agama Islam, adalah agama yang
mempunyai motivasi yang kuat dalam usaha mewujudkan dan membina masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual. Islam tidak memisahkan antara
kehidupan beragama dan bernegara, oleh karena itu motivasi agama merupakan alat
yang ampuh dalam menggelorakan semangat masyarakat dalam kehidupannya. Agama
dapat memberi bentuk kepada arti dan kualitas hidup, sebab kalau tidak
demikian, maka kita akan kehilangan tujuan, keindahan dan keberkahan hidup.
Tujuan ini harus ditanamkan dan disosialisasikan melalui berbagai cara dan
kegiatan seperti melalui media elektronik.[4]
C.
Pembagian Media Elektronik
a. Internet
b. Televisi
c. Radio[5]
a) Internet
Internet
adalah jaringan computer luas yang menghubungkan pemakai computer satu computer
dengan computer lainnya dan dapat berhubungan dengan computer dari suatu Negara
ke Negara di seluruh dunia , dimana kita dapat melakukan browsing, surfing
chatting dan lain – lain.[6]
·
Kelebihan Internet Sebagai Media
Dakwah
Dibandingkan
media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan :
1.
Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited
access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada
penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
2.
Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang
pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum
yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.
3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya. [7]
3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya. [7]
Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung
pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam
berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk
perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam
sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin
aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik
persamaan. jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan
memperingatkan akan yang bathil.
Ada dua komponen penerapan dakwah lewat internet bisa
digunakan, yakni lewat mailing list atau email dan penyaluran informasi melalui
web-site. Namun saat ini yang paling optimal adalah melalui email. Karena kita
tahu, email tidak terlalu membutuhkan teknologi tinggi. Dan dari segi statistik
pun, populasi pengguna email sudah sangat banyak. Sedangkan bila kita
menggunakan web-site atau situs-situs, kebalikannya dengan email, yakni
membutuhkan proses yang lebih panjang dan rumit kendati dari segi tampilan
mungkin menarik. Di samping itu, harus pula ada provider dan koneksivitas lebih
dulu. [8]
·
Pemanfaatan Internet Untuk Berdakwah
Internet adalah media dan sumber informasi yang paling
canggih saat ini sebab teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan,
ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap
orang, kapan saja, dimana saja dan pada tingkat apa saja. Berbagai informasi
yang dapat diperoleh melalui Internet antara lain lapangan pekerjaan, olahraga,
seni, belanja, perjalanan, kesehatan, permainan, berita, komunikasi lewat
email, mailing list, dan chating, bahkan artikel-artikel ilmiah dalam berbagai
disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Hampir semua bidang tugas manusia, apapun
jenisnya, dapat dicari melalui Internet. Internet sebagai sumber informasi
memungkinkan semua orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan dan dimanapun
serta untuk keperluan apapun. Dan untuk kebutuhan belajar bagi setiap individu,
Internet tidak hanya menyediakan fasilitas penelusuran informasi tetapi juga
komunikasi.
Berdakwah merupakan kewajiban setiap manusia, setiap orang
dalam berbagai profesi bisa melaksanakan da’wah. Sebab berda’wah dapat
dilakukan dalam multidemiensi kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bahwa
dakwah Islam tidak hanya bi al-lisan (dengan ungkapan/kata-kata), melainkan
juga bi al-kitab (sengan tulis-menulis), bi at-tadbir
(manajemen/pengorganisasian) dan bi al-hal (aksi sosial). Seorang dai atau
muballigh yang baik tidak hanya menguasai materi dakwah, melainkan juga harus
memahami budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya. Hal itu akan
mempermudah dai dalam memilih kata dan menemukan metode apa yang harus
digunakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia
menurut kadar kecerdasan mereka.” (HR. Muslim).
Matthew DeBell dari The Education Statistics Services
Institute (ESSI) mengatakan bahwa penggunaan komputer dan Internet dapat
meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar
kerja mereka. Tingkat penggunaan komputer dan Internet dapat dianggap sebagai
indikator standar hidup. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet
antara lain: Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan
individu-individu dalam profesi yang sama. Berkomunikasi dengan orang lain dan
mengirim file melalui e-mail. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan
permasalahan dan pertanyaan. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa.
Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran dari para pelanggan dan rekan bisnis.
Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian
teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih luas kepada
individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi
membuat seseorang dapat menggunakan komputer, aplikasi perangkat lunak,
database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi,
dan tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan
memahami informasi perlu mengembangkan beberapa keahlian teknologi.
Secara survey, sejauh ini memang belum ada penelitian
mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan dakwah Islam. Tapi
yang pasti, di kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara
optimal bagi pengembangan syiar agama. Hal tersebut misalnya ditandai dengan
banyak bermunculan situs baru bernuansakan Islam. Sebab itu, bisa dikatakan
dakwah melalui internet ini sangat efektif karena didukung oleh sifat internet
yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan dakwah bisa
disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah.
Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapapun dan di
manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet. Umat Islam bisa
memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan
lain-lain.
Dengan adanya globalisasi kompetisi akan semakin berat,
sehingga kita perlu berlomba lomba menguasai teknologi informasi serta mencari
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, oleh
karenanya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat
Islam,karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan
informasi yang sebenarnya mengenai.[9]
·
Strategi Berdakwah Melalui Internet
Strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau
manuver yang dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah, yang peranannya
sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah. Seiring dengan
berkembangnya zaman, globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan
waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik, melainkan juga
menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya
dengan kemajuan peradaban manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah
ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat
informasi.
Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan
kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media dakwah.
Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai
kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan
menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi
telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih
dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan
zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah
yang dilakukan.
Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi
pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para
pemimpin-pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah
strategis untuk menjaga dan mentarbiyah generasi-generasi muda kita agar siap
dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.
Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam, YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.[10]
Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam, YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.[10]
·
Situs-situs Dakwah
Di Indonesia situs-situs Islam mulai marak sekitar awal
tahun 1999. Situs myquran.com, al-islam.or.id, laskarjihad.or.id, kisdi.or.id,
pesantrenvirtual.com, iiman.co.id, hidayatullah.com, republika.co.id, Ukhuwah.or.id dan banyak lagi yang lainnya mulai
menyemarakkan Internet dengan berbagai format sajian. Perkembangannya kemudian
semakin pesat di tahun 2000-an dengan masuknya berbagai investasi asing di
Indonesia yang berhubungan dengan Internet.
Format penampilan pun
berbeda-beda bahkan semakin tersegmentasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di
masyarakat. Myquran.com menampilkan situs komunitas kolaboratif dimana
pengunjung situs dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada seperti Al
Qur’an online, direktori situs islam, forum diskusi, chatroom, berita serta
artikel dan berbagai sarana interaktif lainnya yang disumbangkan oleh para
pengunjung dan anggotanya. Sasarannya adalah pemakai internet usia 17 sampai 35
tahun yang merupakan segmen pemakai Internet terbesar dewsa ini. Situs
pesantrenvirtual.com yang dikelola oleh para santri virtual bimbingan KH.
Mustopha Bisri merupakan contoh lain situs Islam yang menyajikan berbagai hasil
konsultasi virtual dengan Pengelola Pesantren. Situs ini awalnya merupakan
komunitas milis yang kemudian di-online-kan menjadi situs.[11]
b) Televisi
Televisi merupakan sistem elektronik
yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat
dilihat dan suaranya dapat didengar.[12]
·
Kelebihan televisi sebagai media
dakwah
Kelebihan televisi sebagai media
dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainya adalah;
1. Media televisi memiliki jangkauan
yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih
jauh. Bahkan pesan-pesan dakwah bisa disampaikan pada mad’u yang berada di
tempat-tempat yang tidak sulit dijangkau.
2. Media televisi mampu menyentuh
mad’u yang heterogen dan dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan salah
satu kharakter komunikasi massa yaitu komunikan yang heterogen dan tersebar.
Kelebihan ini jika dimanfaatkan dengan baik tentu akan berpengaruh positif
dalam aktifitas dakwah. Seorang da’i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan
terbatas bisa menjangkau mad’u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu
sesi acara.
3. Media televisi mampu menampung
berbagai varian metode dakwah sehingga membuka peluang bagi para da’i memacu
kreatifitas dalam mengembangkan metode dakwah yang paling efektif.
4. Media televisi bersifat audio
visual. Hal ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan menampilkan pembicaraan
sekaligus visualisai berupa gambar.
·
Kelemahan televisi sebagai media
dakwah
Selain memiliki beberapa kelebihan
sebagaimana disebutkan diatas, dakwah menggunakan media televisi juga mempunyai
berbagai kelemahan. Dalam kasus Indonesia hal ini tidak bisa dilepaskan dari
kondisi pertelevisian yang ada. Dalam bidang sinetron misalnya, Srikit Syah
mengungkapkan bahwa sinetron Indonesia berkembang dari segi jumlah, namun
kualitasnya memprihatinkan. Ceritanya menjual mimpi, jauh dari kenyataan.
Sinetron yang mendominasi jam tayang utama tak jauh beda dari sinetron Amerika
Latin, Thailand dan Philipina. Hal ini berbeda dengan India yang mempunyai ciri
khas budaya yang kuat dan konsisten. Sedangkan Indonesia seringkali mencontoh
kostum Beverly Hills, Plot Konflik, Melrose Place, dan melodrama Maria Marcedes
dalam suguhanya . Demikian pula “sinetron Islami” yang sering kita lihat selama
ini sebagian besar belum mencerminkan ajaran Islam yang sesungguhnya. Bahkan
terkadang ada suguhan adegan-adegan yang tidak layak ditampilkan dan menyalahi
norma ke-Islaman. Disamping itu masih ada beberapa kondisi memprihatinkan
lainya dari pertelevisian Indonesia.
Secara umum kelemahan-kelemahan itu
antara lain;
1. Cost yang terlalu tinggi untuk
membuat sebuah acara Islami di televise
2. Terkadang tejadi percampuran
antara yang haq dan yang bathil dalam acara-acara televise
3. Dunia pertelevisian yang cenderung
kapitalistik dan profit oriented
4. Adanya tuduhan menjual ayat-ayat
Qur’an ketika berdakwah di televise
5. Keikhlasan seorang da’i yang
terkadang masih diragukan
6. Terjadinya mad’u yang mengambang
7. Kurangnya
keteladanan yang di perankan oleh para artis karena perbedaan kharakter ketika berada
didalam dan di luar panggung.
Namun televisi adalah
salah satu kebutuhan manusia di zaman modern ini. Televisi juga merupakan salah
satu sarana dan media yang sangat efektif dalam segala hal termasuk berdakwah.
Televisi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekarang ini.
Jadi, dakwah melalui media televisi merupakan masukan bagus untuk menambah
wacana dan wawasan masyarakat pada umumnya. Dakwah masa kini banyak melalui
media massa dan televisi ini salah satu sarananya. Kita lihat berapa
banyak keberhasilan para Da'i melalui media televisi. Walaupun mereka bukan
dari latar belakang ustadz dan ustadzah, tapi dari berbagai profesi bisa
dijalankan melalui media televisi.[13]
Salah satu temuan hasil penelitian Balai Litbang Agama
Jakarta tahun 2009, antara lain menyatakan bahwa masyarakat secara umum
merespon secara positif terhadap tayangan dakwah Islam di TV Nasional.
Sementara tayangan bermuatan dakwah Islam di TV lokal dipandang masih sangat
terbatas. Terutama karena kemasannya yang kurang variatif serta nara sumber
yang kurang professional. Di samping itu, pada umumnya responden tertarik pada
program dakwah TV dengan pendekatan dialog interaktif, karena bisa memberikan
wawasan yang lebih luas dari sisi kompleksitas masalah yang timbul di
masyarakat, dan keluasan pembahasan oleh pembicara (nara asumber). Paket-paket
acara bermuatan dakwah yang mengangkat kasus-kasus riil di masyarakat melalui
paket Bedah persoalan atau Curhat, Pencerahan qalbu, memiliki
daya tarik tersendiri.[14]
Secara umum responden mengakui kemasan dakwah di sejumlah TV
swasta nasional, telah dikemas secara menarik, orisinal, trendy.
Dengan durasi yang relatif tidak lama yakni 30 menit, sehingga tidak
membosankan. Pilihan topik juga dikemas secara dinamis, dan disampaikan secara
tidak monoton, dan tidak terkesan menggurui. Misalnya Teropong Iman oleh
Aa’ Jimmy di Trans TV dengan gaya komedian. dan Curhat dong di
Indosiar. Perjalanan Tiga Wanita(PTW) juga Trans TV, dengan
ilustrasi open sapce dan bertualang menusuri alam Kebesaran
Tuhan di alam terbuka. Dakwah seperti itu tidak membosankan, lebih interaktif,
variatif.
c) Radio
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi. artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. [15]
· beberapa kelebihan sebagai media dakwah, yaitu :
1. Cepat dan Langsung. Radio adalah sarana tercepat, lebih cepat daripada Koran dan TV dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu yang banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan.
2. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Kita jarang sekali duduk dalam satu grup dalam mendengarkan radio, tetapi biasanya mendengarkannya dilakukan sendirian, seperti di mobil, di kamar tidur, dan sebagainya.
3. Dekat. Suara penyiar radio hadir di rumah dan sangat dekat dengan pendengar. Pembicaraan langsung menyentuh aspek pribadi.
4. Hangat. Paduan kata-kata, efek suara dan musik dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atau memperoleh kehangatan dari suara penyiar, dan pendengar seringkali berfikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka.
5. Sederhana. Proses siaran radio tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola atau pendengar.
6. Tanpa Batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, SARA (Suku, Agama, Ras, antar golongan), dan kelas sosial. Hanya “Tunarungu” yang tidak mampu mengonsumsi dan menikmati siaran radio.
7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau membeli alat televisi, pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut biaya sepeserpun untuk mendengarkan radio.
8. Fleksibel. Siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, dan lainnya.
· Kelemahan Radio. Sebagai media dakwah yaitu :
1. Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti membaca Koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisannya.
2. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka-angka dibulatkan. Misalkan penyiar akan menyebutkan “seribu orang lebih “ untuk angka 1.053 orang.
3. Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dnegan surat kabar yang mampu menambah jumlah halaman dengan bebas.
4. Beralur Linear. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Berbeda dengan membaca, dapat langsung menuju halaman akhir, awal atau tengah.
5. Mengandung Gangguan. Seperti timbul tenggelam dan gangguan teknis.[16]
Radio merupakan salah satu sarana berdakwah yang efektif.
Apalagi di segala penjuru bisa menjangkau dakwah dengan adanya radio. Bagi
masyarakat pada umumnya yang kurang mampu, pasti mengerti dan memahami radio
dan fungsinya. Salah satu fungsi radio itu jika dimasukan untuk berdakwah pun
sangat bermanfaat dan efektif. Radio pada zaman sekarang ini sudah hampir
tertinggal dengan media lain. Namun, radio masih sangat efektif dan tepat untuk
berdakwah bagi masyarakat yang kurang mampu. Karena radio bisa dijangkau oleh
segala kalangan. Dakwah melalui radio pun bisa dilakukan pada zaman sekarang
ini, karena semodern apapun zaman sekarang ini masih ada masyarakat yang terbelakang
dan belum menjangkau media-media elektronik yang canggih. Dan radio salah satu
cara berdakwah yang bisa dilakukan para Da’i
Adapun program siaran keagamaan melalui media radio dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta dapat menembus ruang dan waktu
tanpa batas, ini perlu dikemas dengan baik bagaimana suatu siaran keagamaan
atau dakwah menjadi panutan dan diterima masyarakat secara lugas dan
menyenangkan, memiliki daya tarik dan berhasil guna bagi audiens.[17]
C.
KESIMPULAN
Media elektronika mempunyai peranan yang besar dan
luas sekali sebagai alat penyampai informasi maupun sebagai alat komunikasi.
Peranannya yang besar dan luas ini menempatkan posisinya begitu penting dan
dibutuhkan manusia dalam kehidupannya. Bahkan dalam perkembangannya di
Indonesia, media elektronika sudah bukan merupakan kebutuhan sekunder melainkan
sudah menjadi kebutuhan primer. Internet, TV dan radio hampir tersebar merata
keseluruh nusantara,
Sisi lain dari peran elektronik adalah efektif dan efisien,
terutama dalam hal biaya, tenaga dan waktu. Seorang mubaligh cukup berbicara di
TV, radio atau menulis di website dalam waktu seketika informasi tersebut sudah
dapat dipantau oleh sekian puluh juta orang. Begitu pula suatu ide atau gagasan
yang hendak disampaikan kepada kelompok masyarakat tertentu bahkan yang jauh
dipelosok, tidak diperlukan lagi biaya besar untuk mendatangi kelompok-kelompok
tersebut melainkan cukup disampaikan melalui media baik internet, TV, dan radio.
Sekurang-kurangnya ada tiga macam pendekatan yang harus
dilakukan dalam menyampaikan siaran keagamaan agar mencapai hasil yang
baik, yaitu;
1.
Pendekatan hikmah (filusuf) dan aqliyah (rasional).
2.
Pendekatan Mau’izhah (pengajaran).
3.
Pendekatan Mujadalah (diskusi, bertukar fikiran)
Namun pada hakikat nya semua media memiliki kekurangan
dan kelebihan masing – masing, jadi seorang da’I harus pandai dalam menggunakan
media yang tepat dalam berdakwah sehingga dakwahnya dapat di terima oleh mad’u
atau khalayak ramai.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Zulkiple
Abd. Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta, 2004
2. Didin
Hafidhuddin; media massa dakwah, Jakarta,
2006
5. http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com
[1] http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com
[2] http://www. Dunia manajemen dan dakwah.com
[3] Zulkiple Abd.
Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 34-35
[4] Zulkiple Abd.
Ghani; islam, komunikasi dan tekhnologi maklumat, Jakarta halaman 35
[5] Didin
Hafidhuddin; media massa dakwah,
halaman 102
[14]
http://marzanianwar.wordpress.com/2011/01/07/strategi-dakwah-dalam-perspektif-multikultural-marzani-anwar/
terima kasih
BalasHapus