Sabtu, 01 Maret 2014

Naskah akibat durhaka kepada Ibu part 1

Naskah Berjudul : Akibat Durhaka kepada Ibu
Penulis        : Muh. Dwi Ari Purwa (IAIN Walisonogo SMG jurusan KPI)
Scene 1
Fade in-Fade Out : Suara keramaian Mahasiswa di Kampus
Narrator : Adegan diawali dengan menampilkan seorang ibu dengan berpakaian sederhana dengan membawa gerobak sayurnya datang ke sebuah Universitas Negeri di Medan. Ia bernama Bu Rahma. Kehadiran beliau di kampus tersebut untuk bertemu dengan anaknya yang telah menyelesaikan kuliahnya tahun ini. Tatkala prosesi wisuda berakhir ia berniat untuk menemui anaknya, Vina. Namun apa daya tatkala menemui Vina, justru beliau meliat teman-teman Vina mengejeknya di hadapan teman-teman yang lain.
Dian                : Eh guys, lihat tuh Si Culun sama ibunya. (menunjuk ke arah Vina)
Okta                : mana-mana yan, bener juga. Ternyata ibunya si Culun sama kaya si Culun. Sama-sama kampungan. Hahaha…
Nita                 : Guys-guys, gimana kalo kita kerjain mereka berdua.
Dian dan Okta : Caranya gimana??
Nita                 : Udah kalian ikut gua aja.
(Mereka pun mulai mendatangi Vina dan Bu Rahma)
Nita                 : Eh ada Si Culun sama ibunya. Sama-sama culun sama-sama kampungan lagi.
Vina                : Ngapain kalian?? Nggak bosan-bosan nya ya kalian ngejek aku.
Dian                : Eh teman-teman (menepuk tangannya) tahu gak kalo ternyata mahasiswa berprestasi se Fakultas Ekonomi di universitas ternama ini adalah si culun. Dan asal kalian tahu siapa ibu dari si culun ini?? Ia adalah tukang sayur. Tukang sayur yg tiap hari kerjaannya jualan sayur ke orang-orang sekitar.
Okta                : Owalah pantesan yak ok kita nggak sadar ya selama ini ternyata ibunya aja kampungan, jorok, najis beribu najis deh….
Nita                 : Eh tahu nggak sih guys, Si Culun waktu kuliah pernah pipis dan berak di celana. Dan tahu nggak sih ternyata si culun itu takut sama kecoak dan tikus. Padahal scara di rumahnya kan kandangnya kecoak sama tikus.
Dian                : wah jangan-jangan bapaknya juga sama seperti Dia ya. Sama-sama dari “gembel”
(Vina pun berlari meninggalkan Kampus tersebut dengan menangis. Dia merasa diinjak-injak harga dirinya. Tiba-tiba… )
PLAKK…! (Ibu Rahma menampar pipi Dian)
Ibu Rahma      : Sudah puas kalian mengejek dan menghina keluarga kami. Asal kalian tahu saya bangga karena Walaupun saya jualan sayur tapi saya bisa menyekolahkan anak saya hingga sekarang ini. Apalagi anak saya mendapatkan gelar terbaik se Fakultas Ekonomi di Universitas ini. Kalian harusnya malu kenapa kalian tidak mampu bersaing dengan anak saya. Bukan malah mengejek kami.
Dian                : Eh nenek lampir. Lu mending urusin tuh jualan sayur. Kagak usah ngurusin urusan kita. Tuh urus anak lu yang culun tuh ajarin gimana caranya biar kagak berak ama pipis di celana lagi. Ya nggak friend??
Ibu Rahma      : mungkin di mata kalian menganggap kita adalah keluarga yang miskin dan terhina tapi asal kalian tahu di mata Allah kita adalah keluarga yang terhormat, mulia dan lebih bermartabat daripada kalian yang tak henti-hentinya menghina keluarga miskin seperti kami.
Nita                 : Eh nenek lampir, lu kalau mau ceramah sono di masjid jangan disini. Lu piker kita suka dengerin ceramah lu. Daripada lu banyak ceramah di sini nenek lampir mending nih urusin dagangan lu (mendekati gerobak ibu Rahma. Diikuti dengan Dian dan Okta)
Ibu Rahma      : Eh.eh mau apa kalian?? Jangan rusak gerobak saya.
Nita                 : Guys, sekali-kali kita harus kasih pelajaran sama si nenek lampir tua ini . Biar tau rasa siapa kita sebenarnya.

Ibu Rahma      : eh jangan-jangan. Jangan rusak gerobak saya. Jangan. Tolong … !!! (menjerit)
(Mereka bertiga pun merusak dan menghancurkan gerobak Bu rahma, bahkan uang hasil penjualan dagangannya pun diembatnya. Teman-teman yang lain pun hanya melihatnya. Karena mereka tau siapa mereka bertiga sebenanya)
Dian                : Guys, ayo kita pulang. (sambil mengibas-ngibaskan uang rampasan hasil jualan Ibu rahma) lumayan buat party ntar sore.
Nita dan Okta             : oke bos. Ntar malam party dimana nih??
Dian                : gampang deh. Pokoknya dijamin puas. Ayo kita tinggalin nenek lampir…
Ibu Rahma      : (Sambil menata dagangan) Ya Alloh berilah kami ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Karena hamba tahu bahwa engkau memberikan cobaan yang tidak mungkin melebihi kemampuan Hamba-Mu ini ya Alloh. Karena hanya kepadamu-lah kami menyembah dan hanya kepada-mu lah kami memohon pertolongan. Vina, anakku. Aku harus segera mengejarnya. Kasihan dia (Pergi membawa gerobaknya dengan langkah terburu-buru). 

Scene 2
Fade in-fade out : Suasana sepi
Narrator : Panggung menggambarkan suasana rumah sederhana tempat Vina dan Bu Rahma tinggal. Terlihat Vina menangis karena tak tahan diejek oleh Dian, Nita dan Okta. Tak lama kemudian Bu Rahma pun datang. Melihat anaknya sedih, Beliau berusaha untuk menghiburnya.
Ibu Rahma      : Sabar nak Sabar. Orang sabar disayang tuhan Nak.
Vina                : Vina udah sabar Bu. Tapi Vina nggak tahan diinjak-injak sama mereka Bu. Hati ini rasanya sakit sekali.


Ibu Rahma      : Ibu minta maaf ya nak, Ibu tak bisa memberikan kamu lebih dari teman-temanmu di kampus. Tapi ibu bangga karena walaupun Ibu hanya jualan sayur keliling, tapi Ibu bisa menyekolahkan kamu hingga lulus perguruan tinggi nak. Apalagi, waktu ibu dengar kamu mahasiswa terbaik se-Fakultas dengan nilai yang memuaskan. Ibu senang nak mendengarnya. Ternyata Alloh mendengar semua doa-doa kita. Andai saja bapakmu masih hidup nak. Mungkin Ia akan senang mendengar berita ini.
Vina                : Ini bukan salah ibu kok. Kecelakaan itu memang takdir yang telah Alloh berikan kepada kita. Tapi, Vina bakal berjanji kepada Ibu setelah lulus Vina bakalan memberikan yang terbaik buat ibu. Jadi ibu nggak usah jualan sayur lagi bu.
Ibu Rahma      : Ibu masih kuat nak. Nih lihat tubuh ibu. Masih seger kok. Pokoknya ibu akan selalu mendukung dan mendoakan kamu agar kamu diberikan yang terbaik di sisi Alloh.
Vina                : nggak bu, ini sudah menjadi tanggung jawab Vina sebagai seorang anak untuk membahagiakan Ibu. Pokoknya Vina janji setelah lulus ini kehidupan kita bisa lebih baik bu. Vina juga akan buktikan ke teman-teman yang telah mengejek Vina kalo Vina bisa menjadi yang terbaik dibandingkan mereka. Doakan Vina ya Bu.
Ibu Rahma      : Ya ibu akan selalu doain kamu. Kamu tidur dulu nak, udah malem. Besok katanya ada Interview.
Vina                : Iya bu, doain vina ya bu. Semoga Vina ketrima disana.
Ibu rahma        : Iya, ibu doakan. Ibu akan selalu mendoakan kamu untuk menjadi yang terbaik. Udah sana tidur…
Vina                : iya bu makasih ya bu. Vina tidur dulu ya bu (mencium kening ibunya kemudian masuk kamar dengan senangnya)
Ibu rahma        : jangan lupa berdoa dulu nak…
Vina                : Pasti bu Vina nggak lupa kok (mematikan lampu dan menutup kamarnya).



Ibu rahma        : Ya allah berikanlah kemudahan pada Anak hamba agar diterima di perusahaan besok ya allah. Amin.
Scene 3
Narrator : Panggung menampilkan Suasana perusahaan yang ramai dikunjungi oleh pelamar kerja. Terlihat Vina sedang duduk sambil menunggu panggilan interview. Sambil menunggu Vina tak lupa berdoa sambil membaca-baca buku.
Vina    : ya Allah mudahkanlah hamba dalam test interview ini. Semoga hamba bisa diterima di perusahaan ini ya Alloh.
(Tiba-tiba Ia bertemu dengan Nita, Dian dan Okta)
Dian    : Eh, ada si Culun??
Okta    : Lu ngapain di sini lun?? Mending lu bantu ibu lu yang bentar lagi mau sekarat sono.
Vina    : Kalian nggak henti-hentinya ngejek keluargaku ya. Kalian jahat… !!!
Nita     : (memegang kerah Vina dengan erat) Lu lupa lu urusan sama siapa heh?? Asal lu tau perusahaan ini membutuhkan orang seperti kita-kita bukan orang kaya lu. Udah culun kampungan, kalo jalan lihatnya kebawah lagi kaya orang bego!!!
Vina    : O ya, Nggak juga tuh. Kalian salah. Aku yakin aku bisa diterima di perusahaan ini kok. Dan aku yakin orang seperti kalian nggak cocok kerja di perusahaan ini.
(tiba-tiba direktur memanggil Nama Dian, Nita dan Okta)
Nita     : Kita lihat aja nanti. Apakah perusahaan ini membutuhkan orang seperti kita bertiga apa lu orang yang culun, kampungan yang suka pipis dan berak di celana?? (sambil mendorong Vina hingga jatuh)



(Mereka bertiga pun masuk)
Vina    : ya Alloh berilah Hamba kesabaran dan ketabahan menghadapi keberingasan dan kejahatan mereka bertiga. Hanya kepadamu-lah kami menyembah ya Alloh. Amin.
Scene 4
Narrator    : Vina keterima di perusahaan tersebut. Ia keterima di bagian Manajer Accounting. Ia pun senang apalagi besok Ia sudah mulai bekerja. Sore hari setelah interview, Ia pun menceritakan hal tersebut kepada Ibunya.
Vina                : Bu, Alhamdulillah aku diterima di perusahaan kemarin. Aku keterima di bagian Manajer Accounting.
Ibu Rahma      : Wah Alhamdulillah nak. Alhamdulillah ya Alloh ternyata Engkau mengabulkan doaku. Terimas kasih, nak.
Vina                : Alhamdulillah bu, ternyata Gusti Alloh telah mengabulkan doa Vina, Bu. Apalagi, besok Vina udah mulai kerja Bu. Berarti mala mini waktunya Vina buat Packing nih.
Ibu Rahma      : (Kaget). HAH, Packing?? Emangnya kamu mau kemana nak. Apalagi ini udah mau magrib. Kamu udah solat ashar belum nak??
Vina                : Ya bu Vina mau Packing dulu. Nanti malam Vina mau pergi ke Jakarta. Besok Vina udah mulai kerja disana. Doain Vina ya Bu.. Nanti Vina bakal ngabarin Ibu tiap hari.
Ibu Rahma      : (Kaget) Apa?? Kamu mau ke Jakarta. Kenapa jauh sekali nak?? Kenapa kamu tidak cari di sekitar sini saja??
Vina                : Ini mungkin sudah menjadi jalan hidup Vina Bu.
Ibu Rahma      : (memotong pembicaraan dengan memegang pundak Vina dan memelototinnya) Tapi Nak, Jakarta itu kota yang keras. Pergaulan mereka sangat bebas. Ibu takut kamu kenapa-kenapa?? Sudahlah kamu cari yang lain saja ya??
Vina                : Bu, Vina udah besar. Vina tau kok mana yang baik, mana yang enggak. Mungkin ini udah jalan yang Alloh berikan pada Vina. Ibu tenang saja. Nggak usah khawatir.
Ibu Rahma      : Tapi kenapa harus di Jakarta nak?? Kenapa harus di situ. Apalagi keluarga dan saudara kita tidak ada yang tinggal di sana. Sudahlah, batalkan saja niatmu untuk kerja di sana??
Vina                : Ibu kenapa sih kok ngelarang-ngelarang Vina buat kerja di sana?? Vina udah gedhe. Ini semua buat keluarga kita. Vina nggak mau diejek-ejek sama teman-teman lagi. Apalagi Vina lihat Ibu udah mulai sakit-sakitan. Vina janji nanti kalau ada waktu buat pulang. Vina bakalan pulang Bu. Apalagi Vina udah pesen tiket buat ke Semarang Bu.
Ibu Rahma      : (terkejut) Apa??? Kamu udah pesen tiket ke Jakarta?? Kamu udah gila ya nak??  (membentak) kenapa kamu nggak bilang sama Ibu sebelum kamu pesen tiket itu??
Vina                : (memohon dengan bersujud dan memegang tangan Ibu) Bu, ini demi kehidupan kita. Lagi pula Vina ingin sekali bisa bantuin Ibu. Bu, ijinin Vina buat pergi ke Jakarta ya. Vina minta tolong.
Bu Rahma       : (Membentak dan mendorong Vina) IBU NGGAK MAU KAMU PERGI KE JAKARTA…!!!! UDAH SANA MASUK KAMAR TERUS SOLAT ASHAR. UDAH MAU MENJELANG MAGRIB MASIH AJA DI SINI… JANGAN LUPA TIKETNYA DIBATALIN… 
Vina                : IBU JAHAT… !!! TEGA-TEGANYA IBU BENTAK VINA…         
Ibu Rahma      : KAMU BERANI YA MEMBENTAK IBUMU SENDIRI!!! MASUK KAMAR SEKARANG JUGA !!! (Mendorong Vina hingga terjatuh). 
Scene 5
Narrator    : Bentakan dan dorongan Ibu Rahma membuat Vina menangis. Seketika Ia masuk Kamar dan menutup pintu dengan sekeras-kerasnya. Ibunya yang merasa bersalah mencoba mendekat ke kamarnya.
Ibu Rahma      : (Berbicara dengan hati) Astagfirullah, ampuni dosaku ya Alloh. Aku telah membuat anakku kecewa.
Kemudia Ibu Rahma mulai mendekat ke kamar Vina.
Ibu Rahma      : (mengetuk kamar) Vin, Buka nak, Ibu mau ngomong bentar.
Vina                : Ngapain Bu?? Mau marah-marahin Vina lagi??
Ibu Rahma      : Ibu mau minta maaf. Tadi Ibu nggak sengaja.
Terlihat pintu tak dikunci Ibu rahma pun masuk.
Vina                : Ibu ngapain masuk??
Ibu Rahma      : Nak, tolong dengerin Ibu ya, tolong kamu batalkan niatmu buat ke Jakarta. Ibu mohon.
Vina                : Mending Ibu keluar dari kamar Vina. Vina mau istirahat.
Ibu Rahma      : Nak, kamu udah solat ashar?? Sholat dulu nak??
Vina                : Ibu nggak usah sok ngatur-ngatur aku deh…!!!
Ibu Rahma      : Astagfirullah (mengelus dada). Apa yang terjadi sama kamu nak?? Kok kamu bilang gitu sama Ibumu sendiri.
Vina                : Ibu tolong keluar dari kamarku sekarang juga.
Ibu Rahma      : Nak, Solat dulu. Ini sudah mau magrib nak.
Vina                : (Emosi) VINA NYURUH KELUAR YA KELUAR!!!
Ibu Rahma      : Tapi nak…!!
Vina                : APA PERLU AKU USIR DARI KAMAR INI!!!       
Ibu Rahma      : Baik, Ibu keluar sekarang juga. Ibu maklumin kondisimu. Tapi ibu minta setelah ini kamu solat ya nak.

Bu rahma pun meninggalkan kamar Vina. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar