Minggu, 16 Desember 2012

Tugas Kajian Kitab Dakwah

Tugas Kajian Kitab Dakwah
Nama : Muh. Dwi Ari Purwa
NIM : 101211069

Dan dengan pergaulan yang baik ini maka hatinya menyatu dengan tingkah laku. Maka mereka berbicar dalam mengasihinya dan membelanya dari dakwahnya dengan menguatkan dan menolongnya. Dan tidak ada perbedaan dari sahabat-sahabat kecuali perkara peringatan yang menjauhkan setiap hamba yang menggambarkan yang menjauhkan dari setiap perkara yang jauh tetapi mengakuinya. Mereka tidak ada perbedaan tetapi mengakuinya terhadap sesuatu hal yang nampak mendiamkannya. Sesungguhnya, perkara tersebut adalah kesepakatan, seperti berhentinya mereka dari tempat pemberhentian ketika umroh ke Hudaibiyah pada berhentinya Rosul di depan mereka.

Kemudian mereka mengikutinya dengan cara membunuh seperti yang tidak diajarkan oleh Rosululloh, Contohnya memuliakan mereka. Pada sebagian syarat-syarat kafir muahad, sehingga Umar al-Faruq berkata: “Apakah kami tidak pada kebenaran sedangkan mereka pada kerusakan?” Kemudian tampak jelas bagi mereka kebagusan politik (siyasat) nabi dan kebenaran perbuatan Nabi serta mereka mengikutinya dan memuji pada beliau. Adapun kebenaran Nabi terhadap orang ingkar untuk berbuat baik dengan cara menambahkan kebaikan dan bermasyarakat dengan santun dan tidak adanya kekerasan. Sesungguhnya orang A’rabi datang pada Nabi meminta sesuatu dan beliau memberikannya dan berkata, “Apakah aku berbuat baik kepadamu wahai A’rabi?” Dan orang A’rabi menjawab, “Tidak, engkau tidak berbuat baik”. Orang-orang Islam membenci orang A’rabi sambil berdiri. Kemudian Rosul berisyarat pada mereka agar meninggalkannya.

Kemudian beliau berdiri dan masuk ke dalam rumahnya serta mengutus pada orang A’rabi dan menambahkan sesuatu seraya berkata, “Apakah aku berbuat baik kepadamu?” Orang A’rabi menjawab, “Ya. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan dari keluargamu.” Kemudian Nabi berkata pada orang A’rabi, “Sesungguhnya Engkau mengucapkan apa yang Engkau ucapkan adalah sesuatu yang ada pada hati sahabatku, maka jika Engkau senang berkatalah di hadapan mereka apa yang Engkau ucapkan di depanku sehingga hilang uneg-uneg pada diri mereka atas Engkau”. Ketika waktu sore, Nabi datang dan berkata, “Ini adalah orang A’rabi (Badui). Ia berkata tentang apa yang ia ucapkan, kemudian orang A’rabi menyangka bahwasanya ia sudah rela, apakah seperti itu? Kemudian orang A’rabi menjawab, “Ya, semoga Allah membalas kebaikan dari keluargamu.” Keterangan hadits ini ada dalam kitab As-Syifa, diriwayatkan dari Hasan RA : Rosululloh tidak menghukum seseorang dan juga tidak mencela seseorang serta tidak membelakangi seseorang atas orang lain, yaitu Rosul tidak mendengar aduan orang yang mengadu domba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar