Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Informasi
Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.
Tujuan Umum
Sistem Informasi Manajemen :
·
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan
harga pokok jasa, produk,dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
·
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
·
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan
tersebut menunjukkan bahwamanajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke
informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi
akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan
dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).
Sistem informasi
manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semuainformasi
di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang
otomatis.Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem
komputer.
Sistem Informasi
Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuantertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Pengembangan SIM
canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi
dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi.
Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :1.Kurang organisasi yang
wajar 2. Kurangnya perencanaan yang memadai 3. Kurang personil yang handal 4.
Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancangsistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh
personil yang terlibat. SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan
biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya,
meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang
sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis
dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai
keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan
diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang. Secara
teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek
SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama
perancangan SIM: SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas
utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional
perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan
output dari berbagai simulasi model matematika
Sistem informasi
terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang
terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen
kontrol, dan komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi
satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
1)
Komponen input
Input mewakili data
yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
2)
Komponen model
Komponen ini terdiri
dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi
data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3)
Komponen output
Hasil dari sistem
informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4)
Komponen teknologi
Teknologi merupakan
“tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan
keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5)
Komponen hardware
Hardware berperan
penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang
berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan
sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari
sistem informasi.
6)
Komponen software
Software berfungsi
sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil
dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
7)
Komponen basis data
Basis data (database)
merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang
lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
8)
Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat
merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang
dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat
diatasi.
9)
Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan
komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk
menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di
suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software
jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network
Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater,
bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan,
network adapter drive, dan protokol jaringan.
2.2 Peranan Sistem
Informasi
Sistem informasi
sangat berperan untuk memadukan semua unsur-unsur yang saling berhubungan
sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu sistem
tunggal, akan tetapi cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi
subsistem-subsistem untuk perencanaan dan pengendalian pengembangannya serta
untuk mengendalikan operasinya. Menguraikan informasi menjadi
subsistem-subsistem yang lebih kecil penting sekali karena hal ini memungkinkan
dilaksanannya penguraian lebih lanjut setiap subsistem diuraikan dan dirancang
secara cermat sehingga sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan untuk
itu, dan dapat berhubungan dengan tepat, maka bagian-bagian akan sesuai dan
bekerja sama sepenuhnya.
Menurut O’Brien
(2005), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu:
·
Mendukung proses bisnis dan operasional
·
Mendukung pengambilan keputusan
Mengembangkan solusi
sistem informasi yang berhasil baik mengatasi masalah bisnis adalah tantangan
utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi
bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi
baru atau meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab
untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem
informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi sistem
informasi untuk
mengatasi masalah bisnis dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa
proses bertahap atau beberapa siklus seperti ditunjukkan pada Gambar 4 sebagai
berikut (O’Brien, 2005).
2.3 Keuntungan
Penerapan Sistem Informasi
·
Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam
teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih
efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi
keunggulan biaya (low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada
teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk
memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan
besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki
persaingan pasar.
·
Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penekanan utama dalam
sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching
costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya.
·
Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem
informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis
sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti
memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end
users.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHSAN
3.1 Pertanyaan
Faktor faktor yang
dapat mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan dalam pembangunan dan penerapan
sistem informasi di suatu perusahaan.
3.2 Jawaban
Berdasarkan buku
O’Brien dan Marakas (2009) terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan
sistem informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: yang menyebabkan suatu
orgnisasi sukses dalam menerapkan sistem informasi ialah:
·
Adanya dukungan dari manajemen eksekutif
·
Keterlibatan end user
·
Penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas
·
Perencanaan yang matang
·
Harapan perusahaan yang nyata
Sementara
faktor-faktor yang menyebabkan suatu perusahaan gagal dalam menerapan sistem
informasi ialah:
·
Kurangnya dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user
·
Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan
selalu berubah-ubah
·
inkompetensi secara teknologi
Berikut uraian dari
poin-poin diatas:
a. Kurangnya tidaknya
dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Semua keputusan pada
suatu perusahaan berada pada pihak manajemen, jika pihak manajemen memberikan
dukungan penuh pada suatu proyek sistem informasi maka hal tersebut akan
memberikan dampak positif pada pengguna dan staf pelayanan teknis informasi.
Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan
tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan
menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Jika
pihak manajeman kurang memberikan dukungan, maka dapat mengakibatkan penerapan
sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia, karena akan menyebabkan banyak
hambatan dalam prosesnya. Dengan adanya sistem informasi akan menyebabkan
perubahan pada pengorganisasian pada perusahaan tersebut, jika penerapan sistem
informasi tidak mendapatkan dukungan penuh, akan menyebabkan ketidakpastian dan
ancaman bagi posisi dan peran para pegawainya, hal ini pun akan dapat
menyebabkan kegagalan dalam penerapan sistem informasi. Oleh karna itu dukungan
penuh dari pihak manajemen sangat lah penting dalam menentukan keberhasilan
sistem informasi dalam perusahaan.
.
b. Keterlibatan atau
input dari end user
Sikap positif dari
pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau tidaknya
penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi
dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan
teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan dan sangat penting bagi
berhasilnya penerapan sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan
akan berkaitan dengan tingkat penggunaan yang tinggi serta kepuasan terhadap
sistem tersebut.
Melibatakan pengguna
dalam desain dan operasi sistem informasi adalah salah satu alternatif yang
tepat untuk mendukung keberhasilan sistem informasi pada perusahaan, hal
tersebut dikarnakan penguna akan memiliki kempatan untuk dapat mendisain sistem
tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memiliki lebih banyak kesempata untuk
mengontrol hasilnya, sehingga dengan demikian pada penerapanya akan lebih
memudahkan penguna.
Adanya kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan
spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang,
kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan
komunikasi antara pengguna dan desainer, hal ini juga dapat menjadi salah satu
faktor penyebab kegagalan penerapan sistem informasi.
c. Perencanaan
Memadai
Perencanaan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam berbagai aspek, oleh karna ini perencanaan
yang memadai merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau
tidaknya penerapan sistem informasi. Jika suatu pengembangan dan penerapan
sistem informasi tidak didukung dengan perencanaan yang memadai, maka dapat
menyebabkan tidak terpenuhinya keinginan dan kepentingan berbagai pihak
di perusahaan. Tanpa adanya perancanaan yang memadai penerapan sistem informasi
dapat menjadi hal yang sia-sia. Pada kenyataannya sebagian besar penyedia jasa
teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen perusahaan, tetapi
hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas
kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut
manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan
sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
d. Inkompetensi secara
Teknologi
Kesuksesan
pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau
teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya.
Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Murdaningsih (2009)
berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak
hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan
organisasional. Sekitar 30% kegagalan pengembangan sistem informasi baru
diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu,
pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi
yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang
dikembangkan.
Sistem informasi harus
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Kompleksitas
sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi hambatan
jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang
pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi
diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan
berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah
diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan
dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang
nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga
efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar